Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sejarah Penggunaan Api

Kapan manusia mulai menggunakan api? Hal ini telah menjadi perdebatan sejak lama. Studi terbaru menunjukkan bahwa manusia menggunakan api sejak 1 juta tahun yang lalu. Peneliti dari Boston University, Fransesco Berna, menemukan bukti penggunaan api di Gua Wonderweck, Afrika Selatan. Ia memublikasikan hasil risetnya di Proceedings of the National Academy of Sciences.

Sebelumnya, ada pendapat bahwa nenek moyang manusia mulai memakai api sejak 1,5 juta tahun lalu atau bahkan lebih awal. Namun, masalah yang muncul adalah bagaimana membedakan api alami dan buatan? Pengetahuan tentang awal manusia menggunakan api sendiri sangat penting dalam arkeologi dan evolusi. Perilaku ini menjadi petunjuk evolusi otak dan kecerdasan manusia.

Dalam pernyataan kepada AP, Senin (2/4/2012), Berna mengungkapkan bahwa bukti adanya penggunaan api adalah abu dan tulang yang terbakar beberapa kali. Michael Chazan dari University of Torronto yang terlibat studi mengatakan, leluhur manusia saat itu mungkin membawa material yang sudah terbakar secara alami ke gua untuk membuat api lebih besar.

Berdasarkan alat-alat batu yang ditemukan di lokasi penelitian, Chazan mengatakan bahwa spesies manusia yang mulai membuat api ialah Homo erectus. Spesies ini sudah ada sejak 2 juta tahun lalu. Dalam riset, Berna memang tidak menemukan bukti persiapan pembakaran seperti perapian atau lubang cukup dalam. Tetapi, ia berpendapat bahwa tak mungkin pembakaran terjadi karena alam, misalnya petir.

Jejak penggunaan api berada 30 meter dari mulut gua. Dan, karena adanya perubahan sejak 1 juta tahun lalu, maka mungkin lokasi penggunaan api sebenarnya lebih dalam. Berna juga menuturkan bahwa api tak mungkin berasal dari pembakaran guano atau kotoran kelelawar. Dalam beberapa kasus lain, ini bisa terjadi, walau jarang ditemui.

Berna mengungkapkan, tulang bisa menjadi petunjuk adanya pembakaran sebab mengalami perubahan warna dan kimia. Bukti pembakaran juga ada di batuan. Abu membuktikan adanya pembakaran daun, rumput, dan ranting. Belum diketahui tujuan penggunaan api saat itu. Peneliti menduga, api bisa digunakan untuk memasak. Leluhur memakan daging dan melemparkan tulangnya ke perapian. Kemungkinan lain, api dipakai untuk menghangatkan dan melindungi dari serangan hewan liar. Hasil penelitian Berna mendapatkan tanggapan dari banyak peneliti.

Anne Skinner dari William College, Williamstown, Massachusets, mengatakan bahwa hasil studi ini harus dibandingkan dengan studi lain di tempat terdekat yang menunjukkan penggunaan api dalam waktu sama. Menurut Skinner, kombinasi beberapa bukti dari beberapa tempat yang berdekatan akan lebih kuat. Sebelumnya, tulang yang terbakar juga ditemukan di gua Gua Swartkrans yang tak jauh dari Gua Wonderweck.

Wil Roebroeks dari Leiden University di Belanda dan Paola Villa dari University of Witwatersrand di Johannesburg di Afrika Selatan mengatakan bahwa studi Berna tidak memberi bukti kuat. Menurut Roebroeks dan Villa, tak ada bukti fisik yang menunjukkan bahwa leluhur manusia sudah menggunakan api selama itu. Studi sebelumnya mengungkapkan bahwa manusia baru menggunakan api 400.000 tahun lalu. Berna akan kembali lagi ke Gua Wonderweck untuk melakukan penelitian lebih lanjut tahun ini.