Benarkah Vaksin Covid-19 Mengandung Magnet?
Beberapa waktu belakangan, sempat viral informasi yang menyebut jika vaksin Covid-19 mengandung magnet. Beberapa video menunjukkan koin bisa menempel pada lengan orang yang sudah melakukan vaksinasi.
Video viral ini memperlihatkan narasi vaksin COVID-19 mengandung mikrochip magnetis. Video menunjukkan seseorang meletakkan koin uang Rp 1.000 di lengan bekas suntikan vaksinasi COVID-19. Hasilnya koin menempel seolah membuktikan narasi vaksin COVID-19 yang mengandung mikrochip magnetis adalah benar.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengimbau masyarakat memilah informasi. Masyarakat diminta tidak tersesat dalam menerima informasi.
"Jika masyarakat menyebarkan informasi yang belum terverifikasi, sama saja dengan menyebar berita bohong. Dan tentunya menghambat upaya Pemerintah dalam menangani pandemi COVID-19 di Indonesia," pesan Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta.
Masyarakat sepatutnya memilah informasi seputar penanganan COVID-19 yang beredar di jagat maya. Ini merupakan berimbang dan akan lebih baik melakukan verifikasi informasi dari sumber terpercaya. Masyarakat juga harus selalu mencari fakta atas informasi dengan berlandaskan pada bukti-bukti ilmiah.
"Jauhi berita atau informasi yang sumbernya tidak kredibel. Masyarakat baiknya menjauhi sumber yang tidak jelas asal-usulnya. Lakukanlah verifikasi melalui kanal resmi penanganan COVID-19 atau melalui berita di media massa," lanjut Wiku.
Koin uang Rp1.000 di lengan bekas suntikan vaksinasi COVID-19, tambah Wiku Adisasmito dapat terjadi dipengaruhi keringat yang keluar.
"Perlu diketahui bahwa vaksin COVID-19 tidak mengandung magnet. Koin bisa saja menempel di kulit karena adanya keringat yang diproduksi secara alami oleh kulit manusia dan gaya gesek lainnya. Sehingga menimbulkan gaya magnet," terangnya.
Sementara itu, Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki Hadinegoro menjelaskan, lubang jarum suntik sangat kecil dari bekas suntikan vaksinasi, yang membuat tidak ada partikel magnetik yang bisa melewati.
“Vaksin berisi protein, garam, lipid, pelarut, dan tidak mengandung logam. Jadi, perlu dijelaskan bahwa berita itu (vaksin COVID-19 mengandung magnet) hoaks," jelasnya sebagaimana rilis Kementerian Kesehatan.
Saat ini, sudah ada 16,3 juta masyarakat Indonesia yang sudah melaksanakan vaksinasi pertama dan 10,5 juta masyarakat sudah menerima vaksinasi kedua. Target sasaran vaksinasi di Indonesia sendiri adalah 181,5 juta masyarakat.