Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cegah Virus Corona Varian India ke Indonesia

Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy bersama pemerintah terus melakukan antisipasi penyebaran virus Corona atau COVID-19 di Indonesia. Termasuk upaya antisipasi peningkatan kasus COVID-19 yang diprediksi akan meningkat pada bulan Juni mendatang.

"Sekarang sudah mulai kita antisipasi, makanya saya termasuk berkunjung kesini untuk memastikan bahwa di beberapa tempat di Jawa Tengah yang potensial akan menjadi sumber penyebaran itu," kata Muhajir saat kunjungan di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas.

Dia mengatakan jika penanganan COVID-19 tidak hanya cukup dikoordinasikan melalui rapat saja, namun juga dengan melihat langsung ke lapangan apakah keputusan dalam rapat koordinasi sudah dijalankan dengan baik. Maka dari itu, selepas dari Purwokerto, dirinya berencana untuk menuju ke Cilacap.

"Kedatangan saya ke Cilacap untuk melakukan koordinasi lapangan terkait dengan penanganan pasien COVID-19 varian baru yang ada di Cilacap," jelasnya.

Hingga saat ini, Muhajir mengatakan pemerintah melakukan upaya sungguh-sungguh melakukan antisipasi sumber penyebaran COVID-19 varian baru.

"Termasuk varian baru ini yang harus kita waspadai, terutama ada tiga varian, ada dari Inggris, Afrika Selatan dan dari India. Yang terakhir dan yang sudah kelihatan betul sangat ganas kan yang India," ucapnya.

Karena saat ini, angka kasus di India sendiri sudah di atas 20 juta dan angka kematiannya lebih dari 300 ribu. "Ini berarti harus kita waspadai betul jangan sampai nanti merembet ke Indonesia," lanjut dia.

Muhajir mengatakan kedatangannya ke Cilacap juga untuk memastikan penanganan ABK yang dipastikan terinfeksi virus korona varian India B1617 ditangani secara baiik. Meskipun demikian, hingga saat ini belum ditemukan kasus varian baru tersebut menyebar lebih luas di Indonesia

"Belum ada tanda-tanda penyebaran atau proliferasi," ujarnya.

Sementara saat ini pihaknya tengah mewaspadai penyebaran COVID-19 di wilayah Sumatera yang membutuhkan penangan khusus. Termasuk mewaspadai arus balik dari Sumatera, karena hingga saat ini masih ada 500 bus yang belum kembali ke Jawa.

"Di Sumatera banyak sekali pekerja migran yang melakukan penyeberangan jalur tidak resmi. Itu di luar pengendalian kita. Ini yang harus diwaspadai. Termasuk mewaspadai arus balik, masih ada 500 bus yang belum kembali ke Jawa. Itulah mengapa Kapolda Sumatera Selatan dan Lampung meminta perpanjangan penyegatan dan pemeriksaan," ucapnya.