Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Memastikan kondisi pasar modal Indonesia

Menteri Keuangan Agus Martowardojo memastikan kondisi pasar modal Indonesia saat ini siap dalam menghadapi dampak dari potensi krisis finansial yang terjadi di Eropa. Pasar modal itu adalah mekanisme yang penting bisa kita jaga supaya sehat dan tata kelolanya baik. Bahwa kemudian terjadi koreksi, yang penting kita menjaga agar informasi bagi semua pihak itu `equal` dan transparansi juga baik," ujarnya saat ditemui pada penyelenggaraan Asian Roundtable on Corporate Governance (ARCG) 2011 di Nusa Dua, Bali, Senin.

Menkeu menegaskan pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terjadi karena bursa regional mengalami hal yang sama karena situasi global, namun pemerintah melakukan upaya serta koordinasi untuk memonitor keadaan agar pasar surat utang tetap terjaga. Kita tidak hendaki ada pelaku-pelaku yang bisa membuat kondisi pasar modal kita, integritas dan kredibilitasnya terganggu. Bahwa market itu ada perubahan karena kondisi dunia, kita tentu sudah siap," ujar Menkeu.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia, Ito Warsito menambahkan saat ini walau sempat terjadi koreksi, namun secara keseluruhan tahun IHSG dalam kondisi yang relatif baik. Saat ini investor domestik kita makin dewasa, makin pandai, sangat berbeda dengan 2008, ketika mereka panik investor asing berjualan. Itulah mengapa, indeks kita relatif cukup bagus," ujarnya.

Menurut dia, salah satu indikasi yang membuat situasi pasar modal Indonesia termasuk sehat adalah karena investor domestik yang semakin bertambah dalam dua tahun terakhir. Investor domestik kita bertambah 200.000 saham saja dalam dua tahun terakhir. Tidak termasuk reksadana, dan lain-lain. Itu sudah cukup jadi bemper pasar modal kita," ujarnya.

Selain itu, rata-rata transaksi investor domestik per hari saat ini mencapai 115.000 transaksi, meningkat pesat dibandingkan pada 2005 yang hanya mencapai 1.500 transaksi. Transaksi investor domestik mencapai 66 persen. Sekarang 2011 ini rata-rata harian transaksi itu sekitar 115.000 transaksi. Dibandingkan 2005, 1.500 transaksi. Itu sebetulnya salah satu indikasi investor domestik kita makin kuat," kata Ito.

Menurut Ito, ada beberapa hal yang menjadikan pasar modal kuat dan stabil yaitu fundamental ekonomi, stabilitas sosial politik, kemudian kinerja emiten yang bagus dan nilai tukar rupiah yang cenderung stabil. Ada beberapa pilar pasar modal kita, fundamental ekonomi yang didukung stabilitas sosial politik, kinerja emiten sekarang juga bagus, kemudian pilar pasar uang, nilai tukar rupiah sekarang stabil. Yang masih menjadi masalah tinggal sentimen dari luar," ujarnya.