Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu

Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu, Kamis (9//3/2012), mengunjungi Desa Porto dan Haria, di Pulau Saparua, Kabupaten Maluku Tengah. Gubernur berdialog dengan warga di Porto dan Haria untuk mencari solusi atas pertikaian kedua desa yang terus terjadi.

Gubernur datang ke desa tersebut bersama Kepala Kepolisian Daerah Maluku Brigadir Jenderal Syar if Gunawan, Panglima Kodam XVI/Pattimura Mayor Jenderal Suharsono, Bupati Maluku Tengah Abdullah Tuasikal, dan Ketua Sinode Gereja Protestan Maluku Pendeta John Ruhulessin.

Dalam dialog itu, baik masyarakat Porto ataupun Haria, sangat mengharapkan perdamaian yang lestari bisa terwujud. Mereka berharap pemerintah ikut menjadi penengah dan mencari solusi atas akar masalah yang ada sehingga konflik tidak terus terjadi. Akar permasalahan itu terletak pada batas tanah kedua desa. Porto mengklaim wilayah yang ditempati Haria adalah milik Porto tetapi Haria membantahnya. Kedua belah pihak sama-sama mengaku memiliki dokumen untuk menguatkan klaimnya.

Menurut Mantan Raja Porto, John Apono, masalah batas tanah itu sudah muncul sejak tahun 1850, dan sejak itu memicu permusuhan warga kedua desa yang bersebelahan lokasinya. Bentrokan besar pernah terjadi tahun 1977, 1983, 2003, dan dalam setahun terakhir sudah enam kali bentrokan yang menyebabkan tiga warga tewas dan puluhan rumah rusak berat.

Gubernur Maluku mengatakan akan mempertemukan tokoh masyarakat, pemuda, dan agama dari Porto dan Haria untuk mencari solusi atas akar masalah yang ada di kantor Gubernur Maluku, Ambon, hari ini. Selain berdialog dengan masyarakat, Gubernur pun memberikan bantuan diantaranya beras sebanyak satu ton.