Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jembatan Penghubung Antar Kecamatan

Jembatan penghubung antarkecamatan di Desa Pasir Kecamatan Mijen, Demak, ambles dan mengalami kemiringan 40 derajat. Kondisi itu dikhawatirkan membahayakan keselamatan warga yang melewatinya. Kondisi itu diperparah dengan pergeseran dua tiang jembatan sepanjang 100 meter dan lebar 3 meter itu. Selain transportasi warga terganggu, juga menghambat akses perekonomian warga.

Kepala Desa Pasir Mijen, Bambang Priyono mengatakan jembatan yang dibangun pada 2005 itu , diketahui ambles pada Rabu (21/3/2012) pukul 04.00 pagi. Jembatan itu ambles akibat tanah di sekitar jembatan dan tanggul di sebelah kiri jembatan longsor sepanjang 150 meter, tergerus derasnya arus Sungai Wulan pascahujan deras.

Kondisi jembatan yang membahayakan itu membuat pihak desa melarang semua jenis kendaraan roda empat atau lebih. Padahal jenis kendaraan tersebut merupakan sarana untuk mengangkut hasil bumi warga, terutama bawang merah yang sebentar lagi dipanen.

Hanya sepeda motor dan manusia saja yang diperbolehkan lewat, itupun harus ekstra hati-hati."Bisa dirasakan sendiri kan, kalau ada sepeda motor lewat, jembatan bergerak-gerak. Ini berbahaya, sewaktu-waktu jembatan bisa putus," kata Bambang. Bambang menjelaskan, Jembatan Pasir merupakan jembatan penghubung sejumlah desa di wilayah Kecamatan Mijen dan Wedung dengan desa-desa tetangga.

Bukan hanya 2.500 KK yang tinggal di Desa Pasir saja yang memanfaatkan jembatan tersebut untuk akses transportasi dan perekonomian ke desa-desa di Jepara maupun ke luar kota dan luar jawa, namun juga desa-desa lainnya seperti Desa Tempel dan Desa Kenduren Kecamatan Wedung.

Kini warga tiga desa tersebut, perlu biaya lebih untuk mengangkut hasil pertanian maupun industri rumah tangga lainnya, karena harus menyewa ojek. Kami berharap pemerintah, khususnya dinas terkait segera turun tangan mengatasi masalah ini, jembatan segera diperbaiki, agar transportasi maupun akses ekonomi rakyat tidak terganggu". Jelas Bambang.