Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Vladimir Putin

Vladimir Putin telah mengumumkan kemenangannya dalam pemilihan Presiden Rusia dan kembali memimpin negeri itu untuk masa jabatan ketiga setelah menghabiskan empat tahun terakhir sebagai perdana menteri. Hasil penghitungan awal setelah warga Rusia memberikan suaranya Minggu (4/3) menunjukkan mantan Direktur KGB itu telah meraup 64 persen suara.

Jumlah suara ini cukup bagi Putin untuk memenangkan pemilu dalam satu putaran karena rival terkuatnya Gennady Zyuganov hanya mendapatkan 17 persen suara. Tiga kandidat lainnya bahkan hanya memperoleh angka di bawah 10 persen.

Kemenangan itu disambut puluhan ribu pendukung Putin yang berkumpul di luar Kremlin sambil mengibarkan bendera Rusia dan spanduk berisi dukungan untuk Putin. Putin sempat tampil bersama Presiden Dmitry Medvedev di hadapan pendukungnya dan mengucapkan terima kasih untuk para pendukungnya.

"Saya sudah menjanjikan kemenangan dan kita menang. Hidup Rusia!" kata Putin. "Kita telah memenangkan perang dengan pertarungan terbuka dan jujur. Kita telah membuktikan tak ada seorangpun yang bisa memaksakan sesuatu kepada kita," tambah dia.

Perayaan kemenangan Putin ini berlangsung di bawah penjagaan ketat. Pemerintah bahkan mendatangkan 6.000 personel polisi tambahan dari luar kota Moskwa.

Kecurangan

Kemenangan Putin ini disambut dingin Gennady Zyuganov yang menuding telah terjadi kecurangan. Dia menambahkan dengan meningkatnya kemarahan warga terhadap Putin, maka dia tidak bisa memimpin Rusia dengan cara yang dia lakukan selama ini. Pemilu ini tidak bisa dianggap sah dalam banyak hal," kata salah seorang pemimpin protes anti Putin, Vladimir Ryzhkov.

Sementara itu, kepala kampanye Putin, Stanislav Govurukhin menggambarkan pemilu presiden ini adalah yang terbersih sepanjang sejarah Rusia. Jumlah pemilih yang datang memberikan suara mencapai 58,5 persen pada pukul 18.00 waktu Moskwa atau pukul 21.00 WIB. Dan jumlah pemilih ini lebih tinggi dibanding pemilu 2008.

Pemilihan presiden ini digelar di bawah bayang-bayang dugaan kecurangan dalam pemilu parlemen Desember lalu yang dimenangkan Partai Rusia Bersatu pimpinan Putin. Organisasi pengamat mengatakan terjadi banyak pelanggaran dalam pemilu parlemen, misalnya pemillih yang dipindahkan ke tempat-tempat pemungutan suara menggunakan bus.