Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pemerintah mengkaji kemungkinan mengimpor beras

Pemerintah mengkaji kemungkinan mengimpor beras sebanyak 300 ribu ton dari India, setelah Thailand membatalkan niatnya mengirimkan beras. "Kami sudah mendorong dengan sumber lain, misalnya Pakistan dan India. Bukan untuk konsumsi, tetapi untuk stok Bulog," kata Menteri Perdagangan, Mari Elka Pangestu, usai konfrensi pers di Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa 4 Oktober 2011.

Mari menegaskan, tujuan impor beras hanya untuk stok Bulog dan tidak akan diedarkan di pasar. Sebab, Bulog sudah diizinkan untuk mengimpor dari sumber mana pun. Vietnam sudah. Yang di luar 300 ribu ton itu masih akan dibuka kemungkinan dengan importir lain di Thailand," kata Mari. Dirjen Perdagangan Luar Negeri Gusmardi Bustami mengatakan bahwa soal rencana impor beras dari Pakistan maupun India, pemerintah negara-negara itu menyerahkan sepenuhnya kepada pihak swasta.

"Di India dan Pakistan pemintah tidak campur tangan, itu urusan internal eksportir atau asosiasi eksportir beras. Jadi, nanti mereka akan memfasilitasi siapa yang akan kami temui di sana," kata Gusmardi. Di India, lanjut Gusmardi, keran kebijakan ekspor beras diberlakukan buka tutup. Misalnya, ketika beras sedang surplus, eksportir akan diperbolehkan untuk ekspor beras. Sebaliknya, ketika sedang kemarau dan produksi menipis tidak diperbolehkan ekspor beras. "India tidak boleh ekspor, untuk dalam negeri saja. Tetapi kalau melimpah dan panen banyak ya diekspor," ungkapnya.