Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Calon Imam Katolik di Irlandia

Setiap calon imam Katolik di Irlandia harus mengikuti kelas-kelas perlindungan anak. Demikian rekomendasi Vatikan dalam sebuah laporan utama tentang bagaimana gereja menangani skandal pelecehanan para klerus di republik itu.

Radio Vatikan, sebagaimana dikutip The Guardian, Kamis (22/3/2012), merilis temuan-temuan hasil penyelidikan luas Takhta Suci ke sejumlah seminari dan keuskupan di Irlandia. Penyelidikan tersebut diperintahkan oleh Paus Benediktus XVI saat Roma berupaya untuk mengatasi krisis pelecehan anak yang sudah sangat merusak reputasi dan otoritasnya.

Visitasi apostolik, yang dipimpin Uskup Agung New York, Kardinal Timothy Dolan, itu mencatat bahwa telah terjadi sejumlah "langkah progresif" bagi reformasi struktur gereja dan khususnya dalam penanganan tuduhan pelecehan anak. Sejumlah penyelidikan peradilan Irlandia menemukan, hirarki gereja Katolik telah menutup-nutupi tuduhan pelecehan, seringkali dengan memindahkan imam tertuduh ke keuskupan lain atau bahkan ke luar negeri.

Pihak Vatikan mengusulkan pembatasan baru dan prosedur pemeriksaan pada saat masuk seminari bagi para calon imam atau pastor, dan pelatihan perlindungan anak, yang merupakan sesuatu yang baru, bagi semua orang yang akan menjadi imam atau klerus di Irlandia.

Laporan itu juga merekomendasikan restrukturisasi jumlah keuskupan di Irlandia sebagai bagian dari reformasi internal gereja, meskipun laporan itu tidak memberi rincian tentang berapa banyak keuskupan yang akan digabungkan.

Pernyataan tersebut, yang dirilis melalui stasiun radio resmi gereja, mengatakan langkah-langkah itu diperlukan "untuk memastikan bahwa tragedi pelecehan terhadap anak-anak di bawah umur tidak akan terulang".

Laporan itu menyatakan, harus diakui bahwa kaum muda yang tidak bersalah telah dilecehkan oleh para klerus yang telah dipercayakan untuk merawat mereka, sementara mereka yang seharusnya melakukan pengawasan sering kali gagal untuk melakukan tugasnya itu dengan efektif. Laporan itu memuji perubahan terbaru pada kebijakan perlindungan anak di dalam gereja, dengan mengatakan, "Para visitator dikejutkan oleh upaya yang dilakukan para uskup, imam, biarawan dan awam di seluruh negeri untuk menerapkan pedoman-pedoman dan menciptakan sebuah lingkungan yang aman."

Penyelidikan oleh sebuah tim klerus Katolik dari luar Irlandia itu telah dijanjikan Paus Benediktus XVI dalam suratnya kepada umat Katolik di Irlandia dua tahun lalu. Ia mengungkapkan ketakutan dan kecemasan terkait laporan-laporan Ryan dan Murphy di Irlandia, yang mengungkapkan sebuah sejarah pelecehan anak selama 70 tahun oleh sejumlah besar imam, bruder dan suster, serta upaya menutup-nutupi hal itu oleh atasan mereka.

Tahta Suci menugaskan enam tim untuk menyelidiki implikasi dari skandal pelecehan itu di masing-masing empat keuskupan agung Irlandia, di dalam ordo-ordo dan konggregasi yang berbasis di Irlandia dan luar negeri.

Kardinal Sean Brady, pemimpin umat Katolik Irlandia, menyambut baik publikasi temuan hasil visitasi tersebut. Dia mengatakan, gereja memohon pengampunan dari para korban dan dari Tuhan atas dosa-dosa dan kejahatan terkait pelecehan tersebut.

Geraja Katolik Irlandia akan menjadi tuan rumah sebuah konferensi agama internasional - Kongres Ekaristi - pada Juni mendantang. Paus Benediktus akan berkotbah melalui siaran langsung dalam konferensi itu. Para pemimpin umat Katolik berharap, hal itu akan menghidupkan kembali gereja Irlandia setelah terguncang skandal dua dekade terakhir.